Kecelakaan
merupakan sebuah takdir yang tak dapat kita elakkan. Bagaimanapun kita sudah
berusaha, dengan mengerahkan segala daya upaya, tetapi bila Tuhan mengatakan
lain, maka kita sebagai hambanya yang lemah, sangat tidak berdaya. Demikian
halnya dengan kecelakaan. Hal ini dapat menimpa siapa saja, dimana saja, bahkan
tanpa kita sadari. Salah satunya adalah kecelakaan pesawat terbang.
Mungkin Anda
masih ingat, kecelakan pada pesawat Adam Air Penerbangan KI-574 jurusan
Surabaya-Manado, yang sebelum transit di Surabaya berasal dari Jakarta, yang
hilang dalam penerbangan. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang
berjumlah 96 penumpang dan 6 awak pesawat dan merupakan jumlah korban tewas
terbesar dalam sejarah Boeing 737-400. Penyebab kecelakaan seperti yang
diumumkan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah cuaca
buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) dan
kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.
Ketika kita
berpikir tentang kecelakaan pesawat, yang kita pikirkan hanyalah sebuah
bencana, sebuah pesawat jatuh dari langit. Namun sebagian besar dari kecelakaan
yang melibatkan pesawat juga melibatkan kemungkinan yang lain: “selamat”.
Kecelakaan pesawat terbang dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya
pendaratan keras, lepas landas yang buruk, tabrakan di landasan pacu,
kehilangan kontrol, kerusakan mesin dan penyebab lainnya.
Tetapi
tahukan Anda bahwa dalam kecelakaan fatal pada pesawat terbang, 56 persen
penumpangnya dapat survive. Dari penelitian yang dilakukan terhadap
kecelakan dan keselamatan penerbangan, diperoleh fakta bahwa hal tersebut
tergantung pada di mana Anda duduk. Mengapa? Karena kebanyakan orang yang
meninggal dalam kecelakaan tidak tewas oleh karena dampak kecelakaan;
bukan juga karena menghirup asap beracun segera segera setelah terjadinya
kecelakaan. Lantas apa penyebabnya?
Dua faktor
penyebab selamat adalah terhindar dari dampak serius kecelakaan, dan dapat
keluar cepat dari pesawat. Jadi, duduk di tengah pesawat bukan taruhan
yang sangat baik, karena pada banyak pesawat, itu berarti Anda sedang duduk di
atas tangki bahan bakar. Dan jika tank mengalami retak atau bocor, maka bahan
bakar dapat menguap dan dengan cepat meledak.
Sebuah
pedoman umum yang dipercaya mengatakan bahwa, “kesempatan Anda untuk selamat
lebih besar, jika Anda duduk dekat pintu darurat di dekat bagian belakang
pesawat”. Ada dua alasan mengapa? Pertama, duduk di dekat pintu darurat berarti
Anda bisa keluar lebih cepat, tanpa harus memanjat siapa pun. Kedua, berada di
belakang pesawat menempatkan Anda paling jauh dari mesin pesawat. Percayalah,
belum ada data statistik yang mengkonfirmasi bahwa posisi suatu kursi lebih
aman daripada yang lain, jadi rekomendasi ini lebih didasarkan pada analisis
dan pengalaman pribadi.
MSB kutip
dari The Men’sHealt, Januari 2010 mengatakan, “Setiap pesawat memiliki desain
dan karakteristik yang berbeda, tentu saja, tapi beberapa kursi memiliki posisi
yang jelas lebih aman (dan dalam banyak kasus, lebih nyaman). Berikut adalah
ikhtisar singkatnya:
Pesawat
Tipe: 757
No tempat duduk aman : Kursi 10A dan 10F. Meskipun posisinya adalah hanya pada jendela, tetapi tidak ada kursi dengan nomor 9A dan 9F yang menghalangi, dan pintu keluar hanya beberapa centi di depan Anda. Contoh gambar berikut adah 757-200.
No tempat duduk aman : Kursi 10A dan 10F. Meskipun posisinya adalah hanya pada jendela, tetapi tidak ada kursi dengan nomor 9A dan 9F yang menghalangi, dan pintu keluar hanya beberapa centi di depan Anda. Contoh gambar berikut adah 757-200.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar