1. Bakteri Streptococcus
pneumoniae penyebab pneumonia
Streptococcus Pneumoniae adalah
diplococcus gram positif, sering berbentuk lancet atau berbentuk rantai,
memiliki kapsul polisakarida yang memudahkan untuk pengelompokan antisera
spesifik. StreptococcusPneumoniae mudah dilisis dengan agen aktif
pada permukaan misalkan garam empedu. Agen aktif permukaan umumnya menghambat
atau tidak mengaktifkan penghalang autolysin dinding sel. StreptococcusPneumoniae merupakan
penghuni normal dari saluran pernapasan bagian atas manusia sekitar 5-40% dan
dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis, otitis, bronchitis, meningitis, dan
proses infeksi lainnya.
Klasifikasi
Kingdom : Bakteri
Filum : Frimicutes
Kelas : Cocci
Ordo : Lactobacillales
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus pneumoniae
Kingdom : Bakteri
Filum : Frimicutes
Kelas : Cocci
Ordo : Lactobacillales
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus pneumoniae
Ciri
Organisme :
Secara
mikroskopik Nampak sebagai kokus berbentuk lanset, biasanya berpasangan dan
berselubung. Pneumococcus tip III berbentuk bulat, baik yang berasal dari
eksudat maupun dari perbenihan. Rantai panjang terdapat bila ditanam dalam
perbenihan yang hanya sedikit mengandung magnesium. Kman ini positif gram dan
pada perbenihan tua dapat nampak sebagai gram negatif, tidak bergerak (tidak
berflagel). Selubung terutama dibuat oleh jenis yang virulen.
Kultur :
Streptococcus
Pneumoniae membentuk koloni bundar kecil, pertama berbentuk kubah dan
kemudian berkembang berbentuk pusat plateau dengan tepi yang mengalami
peninggian.Streptococcus Pneumoniae merupakan hemolitik α pada agar darah.
Pertumbuhannya ditingkatkan oleh 5-10% CO2.
Sifat
pertumbuhan :
Kebanyakan
energi didapat dari fermentasi glukosa, disertai oleh produksi asam laktat
secara cepat, yang menghambat pertumbuhan. Netralisasi kultur broth dengan
alkali dalam selang waktu tertentu akan terjadi pertumbuhan besar.
Pneumococcus
tidak tahan terhadap sinar matahari langsung. Penyimpanan bakteri ini adalah
baik jika dalam keadaan liofil. Kuman ini lebih mudah mati dengan fenol, HgCl2,
kalium permanganat dan antiseptikum lainnya daripada Mikrococcus dan
Streptococcus lain. Pneumococcus juga rentan terhadap sabun, empedu, natrium
oleat, zat warna dan derivat kuinin. Sulfadiazin juga dapat menghambatnya,
namun sering terjadi resistensi sesudah beberapa hari. Infeksinya pada manusia
yang khas ialah menyebabkan penyakit pneumonia lobaris. Penyakit lain yang
disebabkannya juga adalah sinusitis, otitis media, osteomielitis, artritis,
peritonitis, ulserasi kornea, dan meningitis. Pneumonia lobaris dapat
menyebabkan komplikasi berupa septikemia, empiema, endokarditis, perikarditis,
meningitis dan artritis.
Pengobatan
Penisilin
merupakan obat yang sangat efektif. Dosis yang lebih tinggi diperlukan untuk
mengobati meningitis agar dapat mencapai selaput otak. Karena pneumococcus
bersifat sensitif terhadap antimikroba, perawatan awal biasanya berlangsung
pada proses pemulihan yang cepat dan respon antibodi agaknya kurang berperan.
Penisilin G merupakan obat pilihan. Tapi di Amerika Serikat 5-10% pneumococcus
resisten terhadap penisilin dan kira-kira 20% agak resisten (MIC 0,1-1µg/ml).
penisilin G dosis tinggi dengan MICs sebesar 0,1-2µg/mL ternyata efektif untuk
menangani pneumonia yang disebabkan oleh pneumococcus tetapi tidak efektif
menangani meningitis yang disebabkan oleh strain yang sama. Beberapa strain
yang resisten penisilin ternyata juga resisten terhadap cefrizoxime, juga
resisten terhadap tetrasiklin dan eritromisin. Pneumococcus peka terhadap
vankomisin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar